Kim Hye Jung
Sutradara MV ‘Butterfly’ dari album solo pertama G-Dragon
Produser video ‘Gossip Man’ dan ‘She’s Gone’ yang tampil di konser Shine a Light
Galleri G-Dragon (DCGD) merencanakan wawancara dengan sutradara Kim Hye Jung untuk publikasi G-Book Vol. 2. Pertanyaan-pertanyaannya diambil dari anggota galeri dalam waktu sekitar dua minggu dari 20 April hingga awal Mei. Setelah memilih beberapa topik wawancara berkaitan tentang proyek dan video sutradara Kim Hye Jung, akhirnya semuanya telah diatur dan digabungkan dalam buku wawancara yang dirilis 1 Juni 2010. Kami berterima kasih pada Kim Hye Jung, yang tidak hanya dengan anggun menyetujui wawancara, tapi juga atas jawabanya yang jujur dan tulus untuk semua pertanyaan.
1. Bagamana anda dapat bekerja dengan GD?
-Apakah kesan pertamamu ketika diminta untuk mengerjakan MV; apakah yang membuatmu setuju bekerja dengan GD?
Ketika aku pertama menerima permintaan dan mendengarkan musiknya, aku pikir ini sangat mengejutkan.
Bahwa ‘Butterfly’ memiliki perasaan yang sangat berbeda dengan lagu judul (‘Heartbreaker’), membuatku kaget. Dan tentunya aku sangat menyukai lagu ini. Aku gambarkan beberapa adegan yang muncul di pikiran ketika mendengarkan lagunya, dan benar, ketika ku tunjukkan padanya, aku takut ideku jauh dari apa yang disebut populer. Namun secara mengagetkan, GD meminta sesuatu yang bukan biasanya idola lakukan dan lebih memperbolehkan kebebasan. Aku ingat ketika rapat pertama selesai dan aku berbalik untuk pulang, Presiden Yang Hyung Suk bilang padaku bahwa “diantara semua lagu di album, ini adalah yang GD paling sukai.”
Aku sudah merasakannya kjetika pertama menerima lagu tersebut, tapi tetap saja ini mengagetkanku dan aku merasa sangat baik. Aku mulai memberikan seniman bernama ‘G-Dragon’ ini pendapat kedua dan yakin bahwa ini akan menjadi proyek yang mengagumkan.
Yang membuatku memutuskan kerja dengan GD mungkin adalah hanya karena ia seorang G-Dragon. ^^
2. Bagaimana bekerja dengan GD?
Musik GD memunculkan inspirasi visual. Aku rasa ia ingin mengekspresikan musiknya secara visual dan memberikan perasaan yang benar-benar baru.
Walaupun dia tidak berkata banyak, GD benar-benar mengerti sepenuhnya alur cerita dan konsep walaupun hanya dijelaskan sekali dan mengikuti konsep tersebut dengan menyiapkan tidak hanya kostum maupun rambut, namun juga properti dan alat-alat lain untuk set.
Aku yakin ia sangat profesional dalam kemampuannya untuk memberikan yang terbaik untuk set, tapi tetap juga menghargai peran sutradara.
3. Apakah kesanmu terhadap ‘Butterfly’?
- Apakah ada inspirasi yang tiba-tiba muncul ketika pertama mendengar lagu tersebut?
Ada gambaran yang terlintad di kepalaku saat pertama mendengar lagu dan saat proses produksi MV nya selesai. Itu adalah gambaran tentang ‘tawa seorang pemuda yang jatuh cinta’.
Rasa gelisah yang dialami semua orang walaupun hanya sekali. Aku memikirkan hal-hal tentang kebahgiaan dan kenangan.
Namun karena debaran jantung mungkin akan menyakitkan untuk orang yang sedak mabuk cinta ini dan keindahan semua itu mungkin akan diketahui setelah tahu faktanya, saat itu semua ini sekilas datang pada saya sebagai sebuah kesedihan.
4. Bagaimana bentuk MV ‘Butterfly’ dapat dibuat?
- Dimana kamu mendapat ide untuk konsep MV?
- Gabungan antara gambar sebenarnya dan animasi; dengan teknik apa kamu melakukannya?
Ketika pertama menerima permintaan, aku dengar mereka menginginkan MV animasi. Konsep tersebut muncul setelah mendiskusikan adegan awal yang aku gambar.
Musik itu sendiri memberikan inspirasi yang visual, tapi transformasi rambut pirang GD-lah yang membuatku membayangkan karakter dongeng yang berbeda.
Selan itu, GD sendiri adalah pribadi yang telihat kuat namun sebenarnya sedikit sensitif dan polos, dia memiliki pesona yang membuatnya berbeda, seperti bahwa ia dicintai banyak orang namun tetap terlihat kesepian. Jadi aku meulai dari sana dan membuat karakter berdasarkan itu.
Sejujurnya, kombinasi antara gambar nyata dan animasi tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Gambar nyata diambil untuk membuat animasi, tapi karena terlalu banyak, sayang untuk dibuang. Dan juga GD cocok untuk digabungkan dengan background ilustrasi. Aku menunjukkan beberapa adegan dengan GD dimasukkan pada animasi pada GD dana staf YG, dan akhirnya, kami memutuskan untuk mengubah arah produksi saat itu.
5. Aku penasaran dengan gadis di MV ‘Butterfly’
Gadis itu secara umum berkaitan denga karakter bayangan.
Aku ingin orang yang menonton MV tersebut menjadi satu dengan gadis itu dan melihat GD dari matanya. Jadi kami dengan sengaja mengubah penampilannya, baju, dan gayanya agar terlihat normal.
Adegan saat gadis itu termenung di jendela atau saat pemuda datang dan langsung meraih lengan gadis tersebut dan membawanya ke tempat yang jauh, mirip dengan masa kecilku untuk beberapa hal, ketika aku membayangkan dan bermimpi untuk lari dari kenyataan.
6. Tentang MV ‘Butterfly’
MV ‘Butterfly’ adalah fantasi. Aku yakin bahwa perasaan fantastis dan indah yang muncul dari musik dan dunia fantasi yang GD tuntun padamu adalah hal yang sama.
Aku berjuang keras untuk background dunia fantasi, namun perhatianku paling terpusat untuk karakter lelaki yang mistis. Aku ingin menunjukkan sisi yang berbeda dari sosok kuat dan unik GD yang biaa kita lihat. Dari semua MV di album solonya, ‘Butterfly’ setidaknya adalah yang ia paling sedikit berganti pakaian. (^^)
Tapi benar bahwa ini luar biasa karena G-Dragon. Karakter ini bukan hanya pangeran yang baik dan tampan. namun juga memiliki sisi gelap dan mampu untuk menyingkirkan orang disekitarnya dengan senyuman yang hanya GD bisa lakukan.
Selama waktu produksi di MV ini, ada banyak elemen simbolik yang tersembunyi di MV. Dan aku tertarik untuk berbagai interpretasi orang yang menonton MV saat dirilis. Banya ide yang aku niati dan lewatkan. Banyak pertanyaan wawancara yang menanyakan tentang hal ini, tapi aku rasa ini bukan tempatku untuk mengatakan satu cara atau yang lain. Aku percaya maksud dari MV ini akan bisa jika kita menggabungkan semua interpretasi dari berbagai sudut pandang.
7. Bagaimana bekerja sama dengan GD dalam MV ‘Butterfly’?
Saat mengubah lagu ‘Butterfly’ menjadi sebuah MV, hal yang GD inginkan adalah tidak hanya membuat suatu hal biasa. Ia melakukannya untuk mengubah pandangan tentang menjadi idola dan memperlihatkan sisi yang tak pernah terlihat darinya,
Sesuai yang diperkirakan, ia memperlihatkan transformasi yang mengagetkan di album solonya, tapi aku percaya bahwa ‘Butterfly’ adalah hal mengagetkan lain dari atau di dalam dirinya.
8. Bagaimana terjadinya latar belakang untuk ‘She’s Gone’ ?
Dari awal saya mempunyai pertunjukkan di pikiran saya untuk video ‘She’s Gone.’
Jadi prioritas kami bukanlah untuk membuat sebuah video musik yang menakjubkan, tapi untuk membuat sebuah video dengan arti dan ekspresi yang langsung yang akan menyoroti panggung dan musiknya, dan saya pikir itulah yang menginspirasi mereka yang menontonnya.
Sebanyak yang G-Dragon terinspirasi oleh sebuah film untuk menulis lagu tersebut, ‘kekejaman’ yang melekat yang ditemukan dalam lagu itu bukanlah harfiah tetapi bagian dari fiksi fantastis dan keindahan, sehingga keputusan untuk menciptakan video seperti adegan dari film datang secara alami.
Juga, pertunjukkan ini bukanlah kisah tentang seorang provokatif ‘pembunuhan,’ tapi cara mengungkapkan gambaran tidak lurus seorang pria yang memilih cara mencintai teater, dan sebagainya untuk menggambarkan dunia yang jauh dari kenyataan, adegan dari dongeng kejam, kami memilih dengan latar belakang dalam waktu yang tidak sekarang.
Pembukaan di layar judul yang seolah-olah itu film, yang monoton dari gambar dengan kontras merah darah – yang terlihat seperti cat merah – semua cara untuk memisahkan cerita dari kenyataan.
Dan karena lagu ‘She’s Gone’ bukan lagu dingin dan sinis, tetapi yang membawa rasa membakar seorang pria yang merindukan seorang wanita sampai akhir ke titik di mana ia tidak dapat mengendalikan dirinya, saya pikir bisa bekerja dengan baik dengan sebuah tema klasik dan romantis.
9. Saya ingin tahu tentang lilin di ‘She’s Gone.’
Pada awalnya kami ingin G-Dragon membukanya dengan merokok sebuah cerutu.
Adegan dengan lilin adalah adegan yang saya rekam di tengah-tengah film. Setiap kali saya berpikir tentang gambar di antara luka maka saya ingin merekamnya saat itu juga, dan itulah bagaimana adegan lilin muncul. Karena GD bagus dengan improvisasi, ia mampu melakukan adegan yang saya minta pada saat itu juga dengan mulus.
Jadi ada beberapa adegan dimana adegan improvisasi dipakai sebagai potongan akhir, dan sementara bukan digunakan untuk cara ini, saya menggunakan potongan tersebut ketika saya mengedit video versi untuk dibawah 12 tahun.
10. Tentang ‘She’s Gone.’
Dari seluruh pekerjaan yang dilakukan untuk ‘She’s Gone’. Saya paling mengingat latihan pertama. Karena baik Jiyong dan saya benar-benar sibuk pada waktu sebelum konser, kami hanya bisa bertemu untuk membahas pertunjukkan untuk ‘She’s Gone’ dengan sangat singkat sekali pada rapat umum. Dan ketika saya pergi untuk latihan pertama dengan merasa setengah khawatir dan setengah bersemangat, dan saya ingat sekali ketika mendapatkan kesan yang sangat kuat dari bagaimana semuanya berjalan lancar pada pertama kali menjalankan-melalui, sejak transisi dari video ke panggung, dengan ekspresi emosional dan pengarahan panggung.
Saya ingin mengatakan bahwa mereka yang tidak melihat ‘She’s Gone’ di konser tidak akan mampu memahami perasaan ini 100%. Video dan pertunjukkan, bersama dengan koneksi dengan penonton semua menyebabkan sebuah pengalaman yang luar biasa di mana orang bisa merasakan energi dari ledakan emosi GD.
Jika ada satu hal yang saya sesali adalah mereka yang tidak melihat ‘She’s Gone’ di konser akan menafsirkan video dengan sendirinya dan mengubah intisari dari pertunjukan.
- Sebagai seorang sutradara, apa yang anda percaya untuk menjadi cerita dan perasaan di balik ‘She’s Gone’?
Gambar yang saya dapatkan saat saya pertama kali mendengar lagu itu adalah film noir yang berpusat sekitar misteri pembunuhan. GD bisa memainkan dua peran baik polisi dan pembunuh, atau ia bisa saja menjadi karakter konflik antara sifat ganda yang ia sendiri bahkan tidak menyadarinya. Jika telah dibuat menjadi sebuah video musik, mungkin akan miliki alur cerita yang jauh lebih rumit.
11. Tentang video ‘Gossip Man’.
Syuting untuk ‘Gosip Man’ dimulai tanpa alur cerita. Kami mulai syuting dengan hanya frame umum melakukan parady dari pakaian dan latar belakang Kim Gun Mo.
Ketika syuting dimulai, G-Dragon sudah lelah dari jadwal di hari sebelumnya, tapi seiring berjalannya waktu ia menjadi semangat kembali dan bersenang-senang dengan parodi di lemari pakaian. Dan dia melakukan sesuatu yang berbeda untuk masing-masing potongan tanpa mengulangi salah satu gerak tubuh atau gerakan yang sama. Jujur, dalam hal ini saya meninggalkan semuanya ke G-Dragon dan hanya memutar film.
‘Gossip Man’ pada akhirnya merupakan lagu yang membuat terang masalah berat. Kami fokus pada titik itu untuk video yang yang berpusat di sekitar ekspresi lucu dan cerah melalui parodi. Tapi saya pikir ada beberapa humor gelap dapat ditemukan di sini, seperti salah satu merasa sulit untuk langsung tertawa pada pertunjukkan di mana [G-Dragon] adalah menyebut dirinya orang gosip.
12. Apa yang anda pikirkan atau kesan anda tentang G-Dragon?
Saya hanya melihat sisi G-Dragon yang rajin dan profesional, jadi saya tidak tahu tentang pribadinya. Satu hal yang saya rasakan saat saya berdiri di dekatnya selama kegiatan solo adalah bahwa hal-hal yang dia harus tanggung terlihat lebih besar daripada orang yang bisa bayangkan. Ada saat-saat ketika ia muncul lebih dewasa melebihi umurnya, yang mungkin mengapa saya merasa seperti ini.
Dan setelah bekerja dengan G-Dragon, memang betul opini saya tentang pria sebagai sebuah barang subjek sudah berubah. Saya pikir, hm.. pria juga mampu dalam hal visual, semacam ekspresi emosional… tapi pria seperti itu mungkin sangatlah jarang…
13. Tentang akting G dragon.
Ketika GD berdiri di depan kamera, saya membuka pintu untuk kemungkinan lain dari apa yang dibahas di dalam storyboard. Dia tidak takut untuk muncul terpisah di depan kamera dan menunjukkan sisi yang berbeda dari dirinya sendiri. Hal ini tidak bisa mudah untuk tidak sadar-diri tentang hal-hal ini di depan banyaknya kamera dan anggota staf, tetapi kebebasan selalu dibuat untuk hal-hal baru di set.
14. Bagaimana ketika syuting?
Jujur ada banyak kesulitan … Pada hari dua syuting untuk ‘She’s Gone,’ G-Dragon sudah kelelahan dan ia memiliki jadwal penerbangan yang berangkat pada hari berikutnya, sehingga semua orang berada di ujung. Kami melakukan syuting adegan dengan lilin dan secara kebetulan GD meniup lilin dengan hidung, dan semua ketegangan itu pecah dan semua orang mulai tertawa. Setelah itu G-Dragon memamerkan keahliannya dalam meniup lilin dengan hidung dan saya mengingat atmosfer di set menjadi hidup lagi.
15. Proyek mana yang paling anda ingat dan adegan mana yang paling anda banggakan?
Saya harus katakan proyek yang saya paling ingat adalah ‘Butterfly’ dan ‘She’s Gone.’
Ini merupakan keberuntungan murni untuk saya dapat mengerjakan dua proyek yang sangat kontras dengan seorang seniman.
Jika saya memilih adegan-adegan favorit saya dari setiap proyek, mereka adalah potongan terakhir dari ‘Butterfly’ di mana GD duduk di atap, dan outro tentang ‘She’s Gone’ di mana GD pertama muncul memutar-mutar pisau dongkrak sementara petir terdengar di kejauhan. Kami memfilmkan ini dalam satu potongan panjang dan gerakan kamera bersama dengan akting GD dan waktu petir semua jatuh di tempat sempurna, dan itu berakhir dengan sebuah adegan yang benar-benar hebat.
16. Tentang sutradara, Kim Hye Jung.
Daripada melihat realitas dalam sebuah rekaman, saya lebih terpengaruh dengan menciptakan hal-hal yang anda tidak dapat lihat dalam kenyataan. Itu sebabnya saya pikir banyak orang yang merasakan bahwa pekerjaan saya ini seperti fantasi. Anda dapat mengatakan bahwa video musik sendiri adalah fantasi yang anda ciptakan dalam dunia visual untuk sepotong musik yang anda tidak dapat lihat dengan mata anda.
Jika ada perbedaan antara diriku dan karya-karya lain dan video musik, akan menjadi bahwa saya menganggap kerja sama dengan artis dan sinergi yang berasal dari kerjasama itu menjadi sangat penting dan efektif.
Saya biasanya menikmati penggambaran secara visual sambil mendengarkan musik, jadi saya tidak pernah benar-benar menikmati musik itu. saya menemukan diri saya mendengarkan musik yang dapat menginspirasi saya secara visual, tanpa memperhatikan genre atau musisi nya.
Ketika ‘Butterfly’ dirilis setelah dua setengah bulan bekerja, saya sangat senang tapi juga bertemu dengan perasaan yang tak dapat dijelaskan tentang kehampaan. Saya hanya bisa melihat bagian-bagian yang kurang jadi untuk sementara saya merasa sulit menonton hasil akhirnya. Ketika konser ‘Shine a Light’ itu ditayangkan di bioskop, saya merasa malu maka saya hanya duduk di kursi saya. Akhirnya, saya tidak sangat keren. ^ ^
17. Adakah proyek lain yang ingin anda kerjakan dengan G-Dragon di masa mendatang?
Setelah syuting ‘She’s Gone,’ Presiden Yang berbicara ke G-Dragon tentang mengerjakan sebuah film pendek, dan jika ada kesempatan alangkah baiknya untuk membuat film pendek 15 menit di mana kita dapat mampu menampilkan aktingnya yang tidak membuat ada dalam video pendek. Jika ini pernah menjadi kenyataan saya kira hal ini akan menjadi proyek yang sangat menyenangkan untuk dikerjakan.
Dari album solo G-Dragon, saya ingin meletakkan dengan sebuah video musik untuk ‘She’s Gone’ yang berbeda dari video di konsernya.
18. Bagaimana perasaan anda kalau interviewnya sudah selesai?
Interview sangat sulit dari yang saya bayangkan! ^^;
Tapi saya menyenangi dengan melihat kembali proyek lalu saya. Saya ingin melakukan ini sekali lagi, saya menyesali kembali tentang proyek perdana saya ‘Butterfly’ dan ‘She’s Gone’ dan bisa membuat proyek tersebut menjadi lebih baik lagi.
Terima kasih.
Sumber: DCGD
Translated by: seungie
English – Bahasa Indonesia: imee & Shintia @ BigBang Indonesia (http://bigbang-indonesia.net)
cre :: yeppopo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar